Ada 3 Komponen dalam Kompeten
Bismillah...
Assalamualaikum wr.wb
Lama rasanya tidak menuliskan sebuah cerita atau sebuah pemikiran. Beberapa hari lalu bersama 3 teman di suatu siang kita saling ngobrol ngalor ngidul hingga akhirnya, ada suatu titik hal yang perlu di diskusikan dan menjadi bahan perbincangan yang memancing sebuah nalar dan landasan untuk memperkuat pendapat satu sama lain. Dari kami ber empat memang orang yang paling tidak bisa bicara itu adalah saya. Dalam perbincangan kali ini, ada 2 orang yang sejalan namun berseberangan. Sedangkan 2 lagi (termasuk saya) memilih menengahi (cenderung memihak salah 1 diantara mereka berdua, hehe), bisa dikatakan kalau dilihat dari jumlah untuk beradu pendapat sih sama, meskipun saya sendiri kurang bisa bicara :-D daari masing-masing kami berempat mengungkapkan pendapat sepengetahuan sahaja.
Hal yang dibicarakan yaitu tentang hasil(1), proses (2) dan pendidikan (3). Awalnya kita membahas hasil dari dari setiap orang yang bisa dikatakan 'sukses'. Nah, seketikan itu salah satu diantara kami (sebut saja Dadang) berpendapat bahwa pendidikan tinggi itu tidak bisa menentukan suksesnya seseorang, karena dilihat dari fakta bahwa orang yang sukses tanpa menempuh pendidikan di PT (Perguruan Tinggi) sebab semua yang dilakukan melihat pada 'hasil.' menanggapi hal tersebut, teman saya yg lain sebut saja Aman mengungkapkan bahwa pendidikat PT itu penting karena tugas dari PT adalah mencetak manusia yang kompeten dan sesuai dengan bidangnya. Jadi, apabila memang ada sesuatu hal atau lulusan dari PT tidak sesuai dengan harapan maka perlu dipertanyakan bagaimana 'proses' selama studinya.
Adu pendapat dan saling tukar pikiran terus terjadi hingga sore, meskipun hujan datang, serasa tak terdengar karena indera pendengaran tertunu untuk menyimak dan sedikit memberikan tanggapan tentang sebuah perbincangan. Hujan yang dinginpun tak terasa karena hangatnya perbincangan yang terjadi kala itu.
Dari perbincangan tersebut mereka berdua dan kami memang setuju bahwa pendidikan itu tetep no. 1 dan penting bagi kehidupan. Beberapa selang waktu Dadang mengungkapkan bahwa PT yang bagus dan nilai yang bagus tidak dapat menentukan hasil seseorang yang lebih sukses dibanding mereka yang tidak mengenyam pendidikan. Aman-pun mencoba mengungkapkan pemikirannya dengan nada yang agak memanas dia mukai berbicara bahwa bagaimanapun PT itu mempunyai standar dan parameter dalam mengukur kompetensi dari setiap individu. Sehingga, mereka yang nanti lulus mempunyai skill dalam bidang studi yang selama ini dilakukan. Walaupun memang ada mereka yang tidak kuliah bisa dikatakan sukses dan bisa itu karena ketelatenannya. Ada banyak alasan bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan yaitu tentang keinginan, sudah mempunyai jalan sendiri ataupun kebutuhan ekonomi tapi, apabila mereka yang tidak kuliah kita tanya apakah mereka pengen kuliah maka mereka akan menjawab bahwa mereka menginginkan untuk kuliah.
Kalau diteruskan ceritanya panjang..... Ya, itu sedikit gambaran cerita yang terjadi waktu itu. Sebenarnya jauh lebih hangat dan menyenangkan.
Oh ya.... Kenapa judulnya 'Kompeten Ada 3 Komponen' ??? Nahh.... Judul ini terlintas dipemikiran saya sesuai dengan materi yang saya terima ketika mengikuti sosiali sasi dari LSP-PHMI (Lembaga Sertifikasi-Penyakit Hama dan Mutu Ikan). Ada 2 narasumber waktu itu yaitu Ibu Lianni dan Pak Ridwan beliau merupakan pemegang amanah dari LSP.
Beberapa hal yang beliau paparkan waktu itu membahas tentang kompetensi. Seseorang dikatakan kompetensi apabila memiliki 3 komponen yaitu (1) SKILL, (2) KNOWLEDGE, dan (3) ATTITUDE serta mampu menerapkannya dalam bidang yang dimilikinya serta mampu mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Jika kita hubungkan perbincangan yang telah terjadi bersama 3 teman saya waktu itu, maka muncullah kesinambungan bahwa "semua hasil ataupun tujuan itu membutuhkan proses meskipun jalannya berbeda, dan setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda pula"
Kurang lebihnya minta maaf, mungkin ketika ada kesamaan nama dan cerita maapin juga.... Hehe
Ini merupakan rangkuman cerita, jadi yang sebenarnya jauh lebih mengasyikkan.
Wassalamualaikum... :-)
Lama rasanya tidak menuliskan sebuah cerita atau sebuah pemikiran. Beberapa hari lalu bersama 3 teman di suatu siang kita saling ngobrol ngalor ngidul hingga akhirnya, ada suatu titik hal yang perlu di diskusikan dan menjadi bahan perbincangan yang memancing sebuah nalar dan landasan untuk memperkuat pendapat satu sama lain. Dari kami ber empat memang orang yang paling tidak bisa bicara itu adalah saya. Dalam perbincangan kali ini, ada 2 orang yang sejalan namun berseberangan. Sedangkan 2 lagi (termasuk saya) memilih menengahi (cenderung memihak salah 1 diantara mereka berdua, hehe), bisa dikatakan kalau dilihat dari jumlah untuk beradu pendapat sih sama, meskipun saya sendiri kurang bisa bicara :-D daari masing-masing kami berempat mengungkapkan pendapat sepengetahuan sahaja.
Hal yang dibicarakan yaitu tentang hasil(1), proses (2) dan pendidikan (3). Awalnya kita membahas hasil dari dari setiap orang yang bisa dikatakan 'sukses'. Nah, seketikan itu salah satu diantara kami (sebut saja Dadang) berpendapat bahwa pendidikan tinggi itu tidak bisa menentukan suksesnya seseorang, karena dilihat dari fakta bahwa orang yang sukses tanpa menempuh pendidikan di PT (Perguruan Tinggi) sebab semua yang dilakukan melihat pada 'hasil.' menanggapi hal tersebut, teman saya yg lain sebut saja Aman mengungkapkan bahwa pendidikat PT itu penting karena tugas dari PT adalah mencetak manusia yang kompeten dan sesuai dengan bidangnya. Jadi, apabila memang ada sesuatu hal atau lulusan dari PT tidak sesuai dengan harapan maka perlu dipertanyakan bagaimana 'proses' selama studinya.
Adu pendapat dan saling tukar pikiran terus terjadi hingga sore, meskipun hujan datang, serasa tak terdengar karena indera pendengaran tertunu untuk menyimak dan sedikit memberikan tanggapan tentang sebuah perbincangan. Hujan yang dinginpun tak terasa karena hangatnya perbincangan yang terjadi kala itu.
Dari perbincangan tersebut mereka berdua dan kami memang setuju bahwa pendidikan itu tetep no. 1 dan penting bagi kehidupan. Beberapa selang waktu Dadang mengungkapkan bahwa PT yang bagus dan nilai yang bagus tidak dapat menentukan hasil seseorang yang lebih sukses dibanding mereka yang tidak mengenyam pendidikan. Aman-pun mencoba mengungkapkan pemikirannya dengan nada yang agak memanas dia mukai berbicara bahwa bagaimanapun PT itu mempunyai standar dan parameter dalam mengukur kompetensi dari setiap individu. Sehingga, mereka yang nanti lulus mempunyai skill dalam bidang studi yang selama ini dilakukan. Walaupun memang ada mereka yang tidak kuliah bisa dikatakan sukses dan bisa itu karena ketelatenannya. Ada banyak alasan bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan yaitu tentang keinginan, sudah mempunyai jalan sendiri ataupun kebutuhan ekonomi tapi, apabila mereka yang tidak kuliah kita tanya apakah mereka pengen kuliah maka mereka akan menjawab bahwa mereka menginginkan untuk kuliah.
Kalau diteruskan ceritanya panjang..... Ya, itu sedikit gambaran cerita yang terjadi waktu itu. Sebenarnya jauh lebih hangat dan menyenangkan.
Oh ya.... Kenapa judulnya 'Kompeten Ada 3 Komponen' ??? Nahh.... Judul ini terlintas dipemikiran saya sesuai dengan materi yang saya terima ketika mengikuti sosiali sasi dari LSP-PHMI (Lembaga Sertifikasi-Penyakit Hama dan Mutu Ikan). Ada 2 narasumber waktu itu yaitu Ibu Lianni dan Pak Ridwan beliau merupakan pemegang amanah dari LSP.
Beberapa hal yang beliau paparkan waktu itu membahas tentang kompetensi. Seseorang dikatakan kompetensi apabila memiliki 3 komponen yaitu (1) SKILL, (2) KNOWLEDGE, dan (3) ATTITUDE serta mampu menerapkannya dalam bidang yang dimilikinya serta mampu mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Jika kita hubungkan perbincangan yang telah terjadi bersama 3 teman saya waktu itu, maka muncullah kesinambungan bahwa "semua hasil ataupun tujuan itu membutuhkan proses meskipun jalannya berbeda, dan setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda pula"
Kurang lebihnya minta maaf, mungkin ketika ada kesamaan nama dan cerita maapin juga.... Hehe
Ini merupakan rangkuman cerita, jadi yang sebenarnya jauh lebih mengasyikkan.
Wassalamualaikum... :-)
Komentar
Posting Komentar